“Misteri Kebebasan Dan
Pilihan Tuhan”
(Pe. Matias da Costa,
SVD)
Bacaan I: 2 Sam. 7:1-5.8b-12.14a.16
Bacaan II: Roma 16:2-27
Bacaan Injil: Luk. 1:26-38
Umat beriman yang terkasih!
Jika kita menanyakan kepada pasangan
suami-istri bagaimana mereka bertemu dan jatuh cinta satu sama lain, atau kita
menanyakan kepada dua orang sahabat karib bagaimana mereka bertemu dan menjadi
sahabat yang baik, mereka mungkin akan sedikit kesulitan untuk menjawab, dan
bisa saja mereka menjawab seperti ini, “Itu terjadi begitu saja”. Pada satu
sisi, jawaban seperti ini bisa diterima. Tetapi pada sisi yang lain, keputusan
untuk menjadi suami-istri atau berjanji menjadi sahabat karib untuk selamanya,
itu bukan terjadi begitu saja. Jika dua orang berada dalam hubungan yang serius
satu sama lain, entah itu dalam hidup perkawinan, yaitu menjadi suami-istri
atau dalam pertemanan, yaitu menjadi sahabat karib, itu terjadi karena mereka
telah memilih satu sama lain untuk saling percaya dan berbagi hidup di antara
mereka.
Kita mungkin bertanya, “Mengapa ia memilih
pria atau wanita itu untuk menjadi suami atau isterinya, atau menjadi sahabatnya,
dan bukan mereka yang lain? Mengapa seseorang memilih untuk membagi hidupnya
dengan pasangannya atau dengan sahabatnya? Itulah misteri kebebasan manusia,
untuk memilih secara bebas dengan siapa ia mau membina hidup berumah tangga,
atau dengan siapa ia mau berteman.
Jika di sini kita melihat adanya misteri
dalam relasi hidup manusia, begitu pun kiranya relasi Tuhan dengan kita.
Mengapa Tuhan memilih Maria menjadi Bunda PuteraNya? Itu adalah misteri
kebebasan dan pilihan Allah. Tetapi, di sini ada perbedaan antara pilihan Tuhan
terhadap Maria untuk mengandung dan melahirkan PuteraNya dan pilihan yang
mungkin kita buat dalam berelasi di antara kita.
Pilihan relasi kita biasanya selalu
didasarkan atas kepentingan atau pertimbangan-pertimbangan khusus hanya dengan
orang yang kita pilih itu. Tetapi ketika Tuhan memilih Maria, Tuhan sebenarnya
memilih kita semua; Tuhan memilih Maria untuk kepentingan kita semua; Tuhan
memilih Maria untuk mengandung dan melahirkan PuteraNya sebagai hadiah terindah
penebusan untuk kita semua. Itulah
mengapa jawaban Bunda Maria atas pilihan Tuhan tidak mementingkan dirinya
sendiri. Bunda Maria memperhitungkan kita semua. Kita semua diikutsertakan
dalam jawaban tulusnya, “Terjadilah padaku menurut perkataanMu”.
Inilah kabar gembira juga untuk kita, bahwa
Bunda Maria tidak melupakan kita. Meskipun Bunda Maria kaget dan bingung dengan
pilihan Tuhan yang disampaikan malaikat Gabriel kepadanya, namun ia pasrah atau
menyerahkan diri seluruhnya kepada misteri kebebasan dan pilihan Tuhan atas
dirinya. Tuhan bebas memilih Bunda Maria, dan Bunda Maria pun dengan bebas memilih
untuk menanggapi pilihan Tuhan itu untuk kepentingan kita semua.
Umat beriman yang terkasih!
Bacaan-bacaan suci hari ini sebenarnya menarik
perhatian kita untuk melihat bagaimana Tuhan berinisiatif untuk menyelamatkan
kita. fokus dari bacaan-bacaan hari ini adalah bukan tentang apa yang harus
kita perbuat kepada Tuhan, tetapi apa yang Tuhan ingin perbuat kepada kita.
Dalam bacaan pertama, kita mendengar
bagaimana raja Daud ingin melakukan sesuatu yang luar biasa kepada Tuhan, yaitu
dengan membangun sebuah bait Allah sebagai rumah pujian bagi Tuhan. Tetapi nabi
Natan mengatakan bahwa Tuhan tidak memerlukan apapun untuk dibangun bagiNya.
Justru sebaliknya, Tuhanlah yang akan berbuat sesuatu untuk Daud, untuk
keturunannya, yang akan memimpin umat Allah. Daud pun akhirnya membatalkan
rencana besarnya dan belajar membiarkan Tuhan memberkati hidupnya.
Demikian pun dalam bacaan Injil, kita sudah
melihat bagaimana Tuhan telah melalukan suatu karya agung dalam hidup Bunda
Maria. Tuhan tidak menuntut apa-apa dari Bunda Maria, melainkan Tuhan dengan
bebas telah menjatuhkan pilihanNya untuk memberkati hidup Bunda Maria dengan
mengandung PuteraNya, Sang Penebus, Tuhan kita Yesus Kristus. Dan Bunda Maria
pun, walau dalam kekagetan dan kebingungan, tetap percaya, belajar berpasrah
kepada kehendak Tuhan, “Terjadilah padaku menurut perkataanMu”.
Yang harus kita sadari, bahwa inti dari
kabar gembira dalam relasi atau hubungan kita dengan Tuhan adalah bahwa Tuhan
itu berbelas-kasih, yang berkuasa menguatkan kita dan ingin memberi apa saja kita
yang kita butuhkan dalam hidup ini. Kita sudah sepatutnya mengagumi
kebijaksanaan Allah yang telah berabad-abad lamanya tersembunyi, namun kini
telah dinyatakan melalui Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena itu, senada
dengan refleksi St. Paulus pada akhir suratnya kepada jemaat di roma, kita pun
memanjatkan syukur dan pujian kepada Allah.
Saudara-saudari terkasih, masa Advent yang
kita akhiri pada hari ini sebenarnya adalah saat yang sangat khusus dan amat
berharga ketika kita mengizinkan Tuhan untuk melimpahkan berkatNya atas hidup
kita. Ini adalah saat ketika kita datang kepadaNya dengan segala kebutuhan kita
dan membuka hati kita bagi belas-kasihan cinta dan kehadiranNya. Apakah kita
sudah sungguh-sungguh menyiapkan diri untuk menerima hadiah terindah yang telah
Tuhan siapkan untuk kita di hari Natal ini? Masing-masing kita bisa
menjawabnya. Semoga kita telah menyucikan diri, membersihkan noda-noda dosa
kita, agar kita layak menyambut kelahiran Sang Penebus, Tuhan kita Yesus
Kristus.
Tuhan memberkati kita sekalian!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar