Bertobat:
Sucikan Diri
Untuk Menyambut Kedatangan Tuhan!
(Pe. Matias da Costa,
SVD)
Bacaan I: Yes. 40:1-5.9-11
Mazmur: 85:9ab-10.11-12.13-14
Bacaan II: 2 Ptr. 3:8-14
Bacaan Injil: Mrk. 8:1-8
Umat beriman yang terkasih!
Bacaan-bacaan suci pada hari Minggu Adven
yang kedua ini mengundang kita untuk bertobat, menyucikan diri, meluruskan
hati, agar kita pantas menyambut kedatangan Tuhan.
Dalam bacaan pertama, melalui nubuat nabi
Yesaya, Tuhan meneguhkan umat Israel bahwa saat penebusannya, saat
pembebasannya sudah dekat. Bangsa Israel sebagai umat pilihan Tuhan diminta
untuk menyucikan diri, menyiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan yang akan
membebaskan mereka dari perhambaan atau perbudakan di Babel.
Masa perhambaan atau perbudakan bangsa
Israel di Babel atau Babilonia memang merupakan masa yang gelap dan berat dalam
sejarah kehidupan mereka. Pembuangan ini sebagai hukuman atas dosa-dosa mereka,
karena tidak mentaati kehendak Tuhan. Namun, Tuhan yang berbelas-kasih dan
murah hati tetap menyayangi umat Israel. Oleh karena itu, setelah melewati masa
hukuman ini, Tuhan sendiri memprakarsai pembebasan umat Israel dari perbudakan
di Babel. Ini adalah kabar gembira, bahwa dosa umat Israel telah diampuni oleh
Tuhan. Yang diminta dari umat Israel adalah keteguhan iman, untuk tetap percaya
akan kebaikan dan kesetiaan Tuhan. Hanya Tuhan yang berkuasa untuk menebus
mereka dari perhambaan atau perbudakan.
Nubuat Nabi Yesaya ini, kemudian dalam
bacaan injil diperdengarkan lagi kepada kita. Penginjil Markus dalam pembukaan
injilnya menulis tentang seorang nabi besar yang bertugas menyiapkan jalan bagi
kedatangan Sang Mesias. Nabi besar dan nabi yang terakhir itu adalah Yohanes
Pembaptis. Dialah suara yang berseru-seru di padang gurun atau dalam
kegersangan hidup kita, “Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan
bagiNya”.
Yohanes Pembaptis adalah utusan khusus dari
Tuhan untuk menyerukan pertobatan bagi umat Israel dan bagi kita sekalian untuk
menyambut kedatangan Sang Juruselamat dengan hati yang pantas dan gembira,
“Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis, dan Allah akan mengampuni dosamu”.
Misi perutusan Yohanes Pembaptis pada waktu
itu menyita juga perhatian dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk
Yerusalem. Yohanes Pembaptis sempat menjadi pusat perhatian dan dikira sebagai
Mesias, Sang Juruselamat yang telah datang seperti dijanjikan Allah. Namun,
dengan rendah hati Yohanes Pembaptis menegaskan bahwa dia hanyalah seorang
utusan yang menyiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan, “Sesudah aku akan datang Ia
yang lebih besar daripadaku”. Yohanes pembaptis menjadi model atau teladan
kerendahan hati bagi siapa saja yang melayani Tuhan, bahwa karya cinta kasih
yang diperbuat kepada sesama hanyalah upaya untuk menyiapkan jalan bagi
kedatangan Tuhan yang akan menebus dan merajai hati mereka.
Umat beriman yang terkasih!
Setelah merenungkan kabar gembira
kedatangan Tuhan yang sudah dipersiapkan oleh para utusanNya, baik itu melalui
nubuat nabi Yesaya dalam bacaan pertama tadi maupun melalui seruan pertobatan
yang dikumandangkan oleh Yohanes Pembaptis dalam bacaan injil, St. Petrus kemudian
dalam suratnya yang kedua mengingatkan kita tentang semangat dasar dari orang
Kristen, yaitu bahwa kita seharusnya memiliki pengharapan akan kedatangan Tuhan
yang setia pada janjiNya.
Sekali lagi untuk kita pahami, bahwa
perihal janji kedatangan Tuhan sebenarnya sudah terpenuhi, sedang berlangsung
sekarang, dan masih akan terjadi lagi, yaitu pada saat kedatanganNya yang
kedua.
Sudah terpenuhi,
karena melalui kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus 2017 tahun yang lalu, Tuhan
sudah memenuhi janjiNya untuk menebus kita dari perhambaan dosa dan kebinasaan hidup.
Melalui hidup dan karyaNya sampai mati di kayu salib dan bangkit dengan jaya,
Tuhan kita Yesus Kristus telah memulihkan kembali martabat kita sebagai
anak-anak Allah yang terkasih.
Sedang berlangsung sekarang,
karena Roh Kudus – Roh Bapa dan Putera – yang diutus kepada kita setelah
kenaikan Tuhan Yesus ke surga, tetap menyertai derap langkah hidup kita dan
membimbing GerejaNya sebagai kehadiran nyata Tuhan sendiri di tengah-tengah
umatNya.
Dan masih akan terjadi lagi,
yaitu pada saat kedatanganNya yang kedua, karena Tuhan sendiri berjanji
akan menemui atau menjumpai kita lagi secara pribadi, yaitu ketika ia datang
kembali sebagai Raja dan Hakim untuk mengadili kita, baik atau jahat, sesuai
dengan perbuatan kita semasa hidup di dunia ini.
Dengan menyadari karya penebusan Tuhan yang
berlangsung sepanjang sejarah peradaban umat manusia ini, maka kita diminta
supaya menyadari bahwa anugerah hidup yang sekarang ini merupakan kesempatan
agar kita hidup suci dan saleh, karena itulah hal yang paling pantas untuk
menyambut kedatangan Tuhan. Tuhan memberi waktu kepada kita semua untuk
bertobat, menyucikan diri, meluruskan hati untuk menyambut kedatanganNya. Kita
harus menyadari bahwa Tuhan sabar, meskipun seringkali kita lalai dan berdosa
melawan perintah-perintahNya: 10 perintah Allah, ajaran-ajaran Tuhan Yesus
seperti yang tertuang dalam injil, ajaran para rasul, ajaran para kudus dan
juga ajaran-ajaran Gereja. Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk
bertobat, memperbaiki diri, karena Tuhan ingin kita semua selamat.
Oleh karena itu, umat beriman yang
terkasih, marilah kita semua membarui diri, dengan mengambil kesempatan
berahmat ini, masa advent ini, untuk bertobat. Kita semua diundang untuk
menyucikan diri dalam sakramen Tobat atau pengakuan pribadi dan juga
memperbanyak perbuatan kasih kita kepada sesama sebagai bentuk kasih kita
kepada Allah, sehingga pada akhirnya Tuhan bisa menemui kita tak bercacat dan
tak bernoda, ketika Ia datang.
Tuhan memberkati kita sekalian!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar