Advent Kita = Advent Tuhan
(Pe. Matias da Costa,
SVD)
Bacaan I: Yes. 63:16b-17;64:1.3b-8
Mazmur: 80:2ac.3b
Bacaan II: 1Kor. 1:3-9
Bacaan Injil: Mrk. 13:33-37
Umat beriman yang terkasih!
Hari ini kita memulai masa Advent atau masa
penantian untuk menyambut kelahiran Tuhan Yesus pada hari Natal. Dan juga
secara liturgi, mulai hari ini kita beralih dari penanggalan liturgi tahun A/I
kepada penanggalan liturgi tahun B/II (Tahun Baru Gereja).
Gereja secara khusus merayakan masa advent
ini, pertama-tama sebagai saat di mana kita mempersiapkan diri menanti
kelahiran Tuhan Yesus di tengah-tengah kita, yang sebenarnya sudah terjadi 2017
tahun yang lalu, namun masih terus dirayakan untuk menyegarkan kehidupan
beriman kita. Dan pada sisi yang lain juga, kesempatan merayakan masa advent
ini seharusnya menyadarkan kita bahwa dari pihak Tuhan pun, Ia sedang
menantikan dengan penuh harap kedatangan kita kembali kepadaNya, setelah
mungkin sekian waktu kita lupa akan Tuhan dan lebih sibuk dengan hal-hal
duniawi. Oleh karena itu, masa Advent ini adalah saat yang baik untuk kita
merefleksikan atau melihat kembali seluk-beluk kehidupan kita, sudah sejauh
mana hubungan kita dengan Tuhan. Advent kita adalah juga Advent Tuhan.
***
Bacaan-bacaan suci yang diperdengarkan
kepada kita di awal masa Advent ini mengajak kita untuk kembali kepada Tuhan,
dengan mengakui bahwa Dialah “Pencipta” dan “Penebus” kita dan kita adalah
ciptaan atau buatan tanganNya. Hanya dengan kerendahan hati mengakui hubungan
kita dengan Tuhan seperti ini, maka kita meskipun dalam keadaan berdosa
sekalipun, kita bisa bangkit kembali dari kerapuhan hidup kita dan bersedia
membarui diri untuk tampil layak di hadapan Tuhan.
***
Dalam bacaan injil hari ini, Tuhan Yesus
sendiri juga memperingatkan kita untuk selalu memelihara hubungan baik dengan
Tuhan. Caranya, Tuhan Yesus memperingatkan kita untuk berhati-hati dan
berjaga-jaga. “Berhati-hatilah dan berjaga-jagalah” sebab tuan rumah datang
pada waktu yang tidak terduga. Peringatan ini menunjuk pada kedatangan Tuhan
untuk kedua kalinya. Itulah advent kita,
dengan sikap selalu berhati-hati dan berjaga-jaga menanti kedatangan Tuhan.
Memang 2017 tahun lalu, Tuhan sudah datang di
tengah-tengah umatNya melalui inkarnasi atau penjelmaan puteraNya, yakni Tuhan
Yesus Kristus, untuk menebus manusia dari kebinasaan dosa. Sedangkan kedatangan
Tuhan yang kedua kalinya, pasti akan terjadi, dan sifatnya personal atau
pribadi kepada kita masing-masing. Kedatangan Tuhan itu pada waktu yang tidak
terduga. Oleh sebab itu, kita diminta untuk berhati-hati dan berjaga-jaga,
sehingga apabila Tuhan datang untuk menemui kita secara pribadi, maka kita
sudah siap untuk menyambut Tuhan dengan penuh kegembiraan.
Mungkin kita bertanya atau mengira-ngira
waktu, kapan Tuhan akan datang menemui kita secara pribadi. Jawabannya, memang
tidak pasti. Namun satu hal yang pasti bahwa pada waktunya kita semua akan beralih
dari dunia ini. Itulah kepastian yang tak termungkiri dan tak dapat ditolak.
Cepat atau lambat kita akan mengakhiri ziarah hidup kita di dunia ini. Sebagai
orang beriman, tentu saat itulah bisa kita amini sebagai saat Tuhan datang kembali
menemui kita secara personal atau pribadi untuk membawa kita pulang ke tanah
air surgawi.
Di sini kita bisa melihat saat penantian
atau masa advent ini secara lebih menyeluruh. Di satu pihak, kita diminta untuk
berhati-hati dan berjaga-jaga selama masa penantian kedatangan Tuhan yang
kedua, yang akan menemui kita secara personal atau pribadi, dan pada sisi yang
lain Tuhan juga sebenarnya sedang menantikan kita, saat Ia akan menemui atau
bertemu dengan kita secara personal atau pribadi. Satu hal yang diharapkan bersama,
bahwa pertemuan pribadi itu akan menjadi akhir penantian yang membahagiakan.
Bukan pertemuan yang menyedihkan, apalagi diwarnai ketakutan dan upaya untuk menghindari
pertemuan itu. Oleh karena itu, peringatan Tuhan Yesus kepada kita,
“Berhati-hatilah dan berjaga-jagalah” haruslah kita maknai sebagai upaya
persiapan kita untuk menyambut pertemuan pribadi itu, dengan membarui hidup
kita secara terus-menerus dalam semangat pertobatan seperti yang diserukan
dalam bacaan pertama tadi, dan secara nyata juga kita tunjukkan dalam daya
upaya kita untuk mengasihi Allah dan sesama dalam kehidupan kita sehari-hari.
Itulah perintah terutama dalam hidup kita apabila kita ingin menghidupi
semangat berhati-hati dan berjaga-jaga dalam menantikan saat Tuhan datang untuk
menemui kita secara personal atau pribadi.
Umat beriman yang terkasih!
St. Paulus dalam suratnya yang pertama
kepada jemaat di Korintus mau meyakinkan kita bahwa kita tidak kekurangan suatu
karunia pun untuk selamat, karena kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus,
bersedia dibaptis dan diangkat menjadi anak-anak Allah, serta menerima berbagai
sakramen di dalam Gereja. Dengan berbagai karunia ini kita seharusnya sudah
lebih siap untuk menyambut pertemuan personal atau pribadi kita dengan Tuhan.
Hanya saja, apakah kita sudah menyadari sungguh-sungguh berbagai karunia yang
telah dianugerahkan ini untuk keselamatan kita? Jika kita masih takut untuk
bertemu secara personal atau pribadi dengan Tuhan, terutama pada saat nanti
kita beralih dari dunia ini, itu berarti kita belum menghayati
sakramen-sakramen keselamatan itu di dalam hidup kita.
Marilah kita berbenah diri, berhati-hati
dan berjaga-jaga di dalam hidup kita, dengan mensyukuri berbagai karunia yang
telah dianugerahkan Tuhan untuk keselamatan kita. Kita hendaknya menjadi
sungguh-sungguh orang Katolik, yang menghayati iman kita bukan secara musiman:
Napas (Natal-Paskah), atau menjadi orang Katolik hanya pada musim panas saja,
sedangkan pada musim hujan Gereja menjadi sepi. Dan juga kita hendaknya menjadi
orang Katolik yang bisa dipanuti atau menjadi panutan dalam kehidupan bersama
karena perbuatan baik yang kita lakukan sebagai bentuk kasih kita kepada Allah
dan sesama. Semoga!
Selamat memasuki masa Advent!
Tuhan memberkati kita sekalian!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar