HM Advent III, Tahun B

Bertobatlah, Maka Kamu Akan Bersukacita!
(Pe. Matias da Costa, SVD)

Bacaan I: Yes 61:1-2a.10-11
Bacaan II: 1Tes 5:16-24
Bacaan Injil: Yoh 1:6-8.19-28

Kata Pengantar
Umat beriman yang terkasih!
Hari ini kita memasuki hari Minggu Adven III, yang disebut juga dengan Minggu Gaudete. Gaudete adalah kata bahasa Latin, yang berarti “bersukacita”. Hari Minggu Advent III ini melambangkan adanya sukacita di tengah masa penantian karena Natal atau kedatangan Tuhan hampir tiba.

Pada hari Minggu Adven III ini kita juga diajak sekali lagi untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan. Persiapan atau proses penantian kedatangan Tuhan ini harus kita isi dengan pertobatan, pemerikasaan batin dan pengakuan dosa. Hanya dengan cara inilah, kita bisa bersukacita dan pantas untuk menyambut kedatangan Tuhan.

Marilah kita menyiapkan diri untuk merayakan peristiwa keselamatan ini, dengan terlebih dahulu mengakui kelalaian dan dosa kita, agar kita layak bersukacita menyambut kedatangan Tuhan.

Renungan
Umat beriman yang terkasih!
Kata “Bersukacita”; Gaudete (Latin), Rejoice (Inggris), Radovať Sa (Slovakia); merupakan sebuah kata kerja, yang menggambarkan proses, perubahan, atau suatu keadaan. Bersukacita dalam pengertian ini berarti bersuka hati atau bergirang hati. Pada hari Minggu Advent III ini, kita semua diundang untuk bersukacita karena Natal hampir tiba, kedatangan Tuhan yang kedua pada akhir zaman pun mulai diantisipasi.

Dalam bacaan pertama hari ini, kita mendengar bagaimana nabi Yesaya dengan sukacita menubuatkan tentang kedatangan Mesias dan pengurapanNya yang berhubungan dengan tugas atau pelayananNya, yaitu memberitakan Tahun Rahmat Tuhan. Kalau sepintas kita membaca nubuat nabi Yesaya ini, kita mungkin berpikir bahwa nabi Yesaya berbicara tentang dirinya sendiri, “Roh Tuhan ada padaku, ……”. Tetapi sebenarnya nubuat sang nabi ini menunjuk pada kedatangan Mesias, yaitu kedatangan Tuhan Yesus sendiri pada 2017 tahun yang lalu.

Kita ingat, ketika Tuhan Yesus kembali ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaanNya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibukaNya, Ia menemukan nas seperti yang kita dengar dalam bacaan pertama tadi, Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. Sesudah membacakannya, Tuhan Yesus berkata, "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya (Bdk. Luk. 4:16-21). Itu berarti bacaan pertama hari ini menubuatkan tentang kedatangan Tuhan Yesus, dan nabi Yesaya bersukacita atau bersukaria di dalam Tuhan karena Tuhan akan menampakkan kasih setiaNya.

Dalam bacaan Injil, Yohanes Pembaptis yang juga dinubuatkan kedatangannya oleh nabi Yesaya seperti yang kita dengar dalam bacaan pertama Minggu lalu dan dipertegas lagi dalam bacaan injil hari ini, dengan sukacita memberikan kesaksian tentang Dia yang akan datang kemudian sesudah dirinya, yaitu Mesias, Tuhan Yesus Kristus. Injil hari ini hampir seluruhnya berbicara tentang Yohanes Pembaptis dan kesaksiannya. Ia ditampilkan sebagai utusan khusus Allah untuk menjadi saksi bagi “Sang Terang" walaupun ia bukan “Terang” itu sendiri.

Nama Yohanes Pembaptis pada waktu itu sudah sangat terkenal di seluruh daerah Yudea dan Yerusalem. Oleh karena itu, banyak orang Israel pun mengira bahwa dia adalah Mesias, yang akan datang itu. Namun dengan rendah hati, Yohanes Pembaptis menegaskan bahwa ia hanyalah suara yang berseru-seru di padang gurung, luruskanlah jalan bagi Tuhan, seperti yang dikatakan nabi Yesaya. Tugas Yohanes Pembaptis adalah menyerukan pertobatan sebagai pintu masuk untuk bersukacita menantikan kedatangan Tuhan. Hanya mereka yang mau bertobat, mengakui dosa-dosa, mohon pengampunan dari Tuhan dan dibaptis, yang bisa sungguh-sungguh merasakan apa artinya bersukacita menantikan kedatangan Tuhan.

Dalam bacaan kedua, St. Paulus juga mengajak kita untuk bersukacita, sebab Tuhan setia dengan janjiNya, yaitu Ia akan datang kembali untuk kedua kalinya. Oleh karena itu, kita sekali lagi diminta untuk menyiapkan jalan bagiNya, dengan bertobat dan menjauhkan diri dari segala perbuatan jahat, sehingga roh, jiwa dan tubuh kita bisa ditemui tak bercacat pada hari kedatangan Tuhan itu.

Umat beriman yang terkasih dalam Kristus!
Sekali lagi, yang menjadi pusat perhatian kita pada hari Minggu Advent III ini adalah Gaudete, bersukacita! Ketiga bacaan suci yang diperdengarkan kepada kita dalam perayaan ekaristi ini sudah memperlihatkan sukacita itu dalam menantikan kedatangan Tuhan. Pertanyaan untuk kita yang hadir di sini, “Sudahkah saya sendiri bersukacita menantikan kedatangan Tuhan, untuk merayakan hari Natal yang hampir tiba itu?”

Kata bersukacita kedengarannya mudah saja diperbincangkan, tetapi tidak semua orang bisa merasakan dengan sungguh-sungguh sukacita itu di dalam hidupnya. Apalagi dalam hal persiapan menyambut kedatangan Tuhan, atau merayakan hari Natal yang sebentar lagi akan tiba. Untuk bisa bersukacita, pintu masuk yang harus kita lalui sebagai orang beriman adalah bertobat. Dalam pengertian ini, pertobatan bisa menghadirkan sukacita yang sungguh-sungguh di dalam hidup kita karena melaluinya kita menyucikan diri kita, menyesali kelalaian dan dosa kita, dan mohon pengampunan dari Tuhan sendiri.

Pada hari-hari terakhir ini, sebelum kita merayakan hari Natal, Gereja menghimbau agar kita menyucikan diri dengan merayakan sakramen tobat. Kita hendaknya melakukan pemeriksaan batin dan dilanjutkan dengan pengakuan pribadi, sehingga kita bisa membarui diri kita, membarui semangat kita. Merayakan sakramen tobat ini ibaratnya seperti kita mencuci pakaian kotor kita agar menjadi bersih kembali; demikian pun melalui sakramen tobat ini, memeriksa batin dan membuat pengakuan pribadi, kita sebenarnya mencuci noda-noda dosa yang melekat dalam diri kita. Dengan demikian, kita bisa menjadi bersih kembali.

Marilah kita memanfaatkan hari-hari terakhir dari masa Advent atau masa penantian ini untuk merayakan sakramen tobat, sebab hanya dengan cara inilah kita bisa bersukacita dan pantas merayakan Natal, menyambut kedatangan Tuhan.



Tuhan memberkati kita sekalian!     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar