“Roh Kudus Memimpin Kita
Ke Dalam Seluruh Kebenaran Allah”
(Pe. Matias da Costa, SVD)
Bacaan I: 1 Kor. 12:3b-7.12-13
Bacaan II: Gal. 5:16-25
Bacaan Injil: Yoh. 15:26-27; 16:12-15
Kata Pengantar
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus!
Hari raya Pentekosta yang kita rayakan pada hari ini merupakan puncak pernyataan diri Allah di mana kita sekalian dengan penuh iman mengenal dan menerima kehadiran pribadi ketiga Allah, yaitu Roh Kudus dalam kehidupan kita. Roh Kudus adalah Roh Bapa dan Putera yang dicurahkan atau diutus untuk membimbing kita kepada kebenaran, yaitu supaya kita sungguh-sungguh mengimani Kristus, sebagai Tuhan dan Pengatara kita, yang diutus Bapa untuk menyelamatkan dunia.
Marilah kita menyadari kehadiran Allah Roh Kudus di tengah-tengah kita, dalam perayaan Ekaristi Kudus ini, sehingga kita mampu memahami seluruh kebenaran Allah yang sudah, sedang, dan akan dinyatakan kepada kita, umatNya.
Renungan
Umat beriman yang terkasih dalam Kristus!
Hari ini kita merayakan hari raya Pentekosta, yaitu peristiwa turunnya Roh Kudus ke atas para rasul sebagaimana diceriterakan dalam bacaan pertama tadi. Peristiwa iman ini tentunya menyadarkan para murid dan kita semua, bahwa apa yang dikatakan Tuhan Yesus dalam amanat-amanat perpisahanNya sebelum naik ke surga adalah benar. Tuhan Yesus menjanjikan Roh Kudus kepada para murid, dan 50 hari sesudah kebangkitanNya atau sepuluh hari sesudah kenaikanNya ke Surga, Roh Kudus itu diutus kepada para murid untuk membimbing dan mengajar mereka memahami seluruh kebenaran Allah yang sudah disampaikan Tuhan Yesus semasa masih ada bersama-sama dengan mereka. Roh Kudus itu turun dan berdiam di hati para murid, sehingga memberanikan mereka bersaksi atau berbicara dalam berbagai bahasa tentang karya keselamatan Allah yang paripurna dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Dan sampai pada peristiwa Pentekosta ini, sebenarnya para murid dan kita semua pada zaman ini mengenal dan menerima puncak pewahyuan diri Allah, kehadiran pribadi ketiga Allah, yaitu Roh Kudus dalam kehidupan kita. Dengan demikian, kita boleh mengimani Allah Tritunggal Mahakudus, Bapa-Putera-Roh Kudus, sebagai sebuah cara berada Allah yang tak kenal lelah atau putus asa dalam mengkomunikasikan diriNya kepada kita, manusia, ciptaanNya.
Saudara-saudari terkasih!
Kedatangan Roh Kudus yang kita rayakan pada hari ini juga sebenarnya mau menyadarkan kita tentang keterbatasan kemampuan kita untuk memahami Allah dan karya keselamatanNya yang telah, sedang dan akan terlaksana di dalam dunia ini. Oleh karena itu, Roh Kudus diutus untuk membimbing dan membantu kita agar dapat mengerti sepenuhnya kekayaan karya kasih keselamatan Allah itu dalam hidup kita. Sebab rahasia kasih Allah itu begitu tinggi dan dalam, begitu lebar dan luas, sehingga kita memerlukan Roh Kudus yang berdiam di dalam hati kita, untuk memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran Allah. Dan bukan hanya untuk keselamatan diri kita saja Roh Kudus bekerja, melainkan Ia juga setiap hari menggerakkan hati kita untuk mengambil bagian dalam karya keselamatan Allah, yaitu melalui kata dan perbuatan kita yang baik: rajin berdoa/beribadah, rajin bekerja, saling mengasihi, saling menolong, saling mengampuni, dan berbagai hal positif lainnya yang bisa kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
***
Ada sebuah wawancara menarik antara seorang Teolog Kristen yang terkenal dari Amerika Latin, namanya Leonardo Boff, dan Pemimpin Spiritual dari Tibet, Dalai Lama, tentang agama apa yang terbaik di dunia.
Leonardo Boff dalam sesi reses pada sebuah diskusi tentang agama dan kebebasan mengajukan pertanyaan kepada Dalai Lama, yang tak lain adalah seorang Budhist. Pertanyaan agak nakal itu, tentang agama apa yang terbaik di dunia, disampaikan Leonardo Boff dengan sebuah praduga. Leonardo Boff bergumam dalam hati, "Saya kira dia akan menjawab, tentu saja Buddha dari Tibet atau agama-agama timur yang usianya lebih tua dari Kristianitas".
Mendengar pertanyaan itu, Dalai Lama berhenti sejenak sambil tersenyum, menatap langsung ke mata Leonardo Boff dan secara mengejutkan menjawab pertanyaan itu, "Agama terbaik adalah yang lebih mendekatkan Anda pada Cinta (TUHAN), yaitu agama yang membuat Anda menjadi orang yang lebih baik."
Sambil menutupi rasa malu karena praduganya salah, Leonardo Boff bertanya lagi, "Apa tanda agama yang membuat kita menjadi lebih baik?"
"Agama apa pun yang bisa membuat Anda Lebih berbelas kasih, lebih berpikiran sehat, lebih objektif dan adil, lebih menyayangi, lebih manusiawi, lebih punya rasa tanggung jawab, lebih beretika, agama yang punya kualitas seperti yang saya sebut adalah agama terbaik," ujar Dalai Lama.
Leonardo Boff terdiam sejenak dan terkagum-kagum atas jawaban Dalai Lama yang bijaksana dan tidak dapat dibantah.
Selanjutnya, Dalai Lama berkata, "Kawan, tak penting bagi saya apa agamamu... Yang betul-betul penting bagi saya adalah perilaku Anda di depan kawan-kawan Anda, di depan keluarga, lingkungan kerja, dan dunia." Dalai Lama menasehati:
“*Jagalah pikiranmu, karena akan menjadi perkataanmu.
*Jagalah perkataanmu, karena akan menjadi perbuatanmu.
*Jagalah perbuatanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu.
*Jagalah kebiasaanmu, karena akan membentuk karaktermu.
*Jagalah karaktermu, karena akan membentuk nasib/karmamu.
Jadi, nasib/karmamu/penghakimanmu berawal dari pikiranmu... dan tidak ada agama yang lebih tinggi daripada kebenaran," ujar pemimpin spiritual Tibet itu.
***
Umat beriman yang terkasih dalam Kristus!
Tuhan Yesus sendiri saat menjanjikan Roh Kudus kepada para rasul Ia berkata bahwa Roh kudus itu akan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran, “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran”. Itu berarti, berkat kehadiran Roh Kudus, kita dimampukan tidak saja beragama ritual untuk keselamatan diri sendiri (menghadiri perayaan ekaristi dan selesai di pintu keluar Gereja), tetapi lebih dari itu, kita dituntun juga oleh Roh Kudus untuk beragama dengan baik, yaitu senantiasa hidup dalam kebenaran/kehendak Allah melalui perilaku baik kita sehari-hari.
Sebagai orang Katolik, kita masing-masing telah menerima pencurahan Roh Kudus, yaitu pada saat pembaptisan dan juga pada saat penerimaan sakramen Krisma atau Penguatan. Pada saat pembaptisan, Roh Kudus menghapuskan dosa dan membuat kita bersatu dengan hidup Allah Tritunggal Mahakudus. Sedangkan pada saat Krisma atau Penguatan, Roh Kudus memampukan kita untuk menjadi saksi Kristus.
Marilah kita menyadari kembali kehadiran Roh Kudus di dalam hidup kita, yang berdiam di dalam hati kita melalui rahmat pembaptisan, dan juga melalui sakramen Krisma, sehingga kita bisa dipimpin ke dalam seluruh kebenaran Allah, yaitu memahami karya keselamatan Allah dalam diri kita dan mengambil bagian dalam karya keselamatan Allah itu di tengah dunia kehidupan kita sehari-hari. Semoga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar