HM Paskah VII

“Hakikat Doa: Setia Bersekutu Dengan Allah Dan Erat Bersatu Dengan Sesama"
 (Pe. Matias da Costa, SVD)

Bacaan I: Kis. 1:15-17.20a.20c-26
Bacaan II: 1 Yoh. 4:11-16
Bacaan Injil: Yoh. 17:11b-19

Kata Pengantar
Umat beriman yang terkasih dalam Kristus!
Sebelum kisah sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikanNya ke surga, Tuhan Yesus pada malam perjamuan terakhir menyempatkan diri untuk berdoa bagi para murid. Tuhan Yesus tahu bahwa kisah sengsara dan wafatNya akan menghebohkan para murid. Oleh karena itu, Tuhan Yesus berdoa kepada Allah Bapa agar iman para murid diteguhkan dan tetap dipelihara dalam kesatuan denganNya, sehingga setelah berlalunya peristiwa menghebohkan itu, para murid bisa menjadi penerus atau pewarta InjilNya di dalam dunia.

Dengan mendoakan para murid, Tuhan Yesus juga sebenarnya mendoakan kita pada masa kini. Melalui perayaan ekaristi ini, kita sekalian diundang untuk bersatu dengan Tuhan Yesus, agar iman kita diteguhkan dan mampu menjadi pewarta InjilNya di tengah dunia kehidupan kita sehari-hari. Marilah kita menyucikan diri agar pantas merayakan perjamuan kudus ini.

Renungan
Umat beriman yang terkasih dalam Kristus!
Doa Tuhan Yesus kepada para murid merupakan sebuah ungkapan kasih yang mendalam, meskipun di sana ada rasa kecewa terselip karena salah satu dari antara para murid yang sama dikasihiNya ternyata berkhianat, yaitu Yudas Iskariot. Namun terlepas dari itu, Tuhan Yesus berdoa kepada para murid untuk menunjukkan bahwa Allah Kehidupan yang kita kenal di dalam Yesus Kristus adalah Allah yang peduli. Ia bukan hanya menciptakan alam semesta ini tetapi juga terus memperhatikan dan memelihara setiap kehidupan di dalamnya. Kepedulian dan kasih Allah memancar dalam doa dan karya Tuhan Yesus. Tuhan Yesus menghendaki para murid menjadi satu, seperti Ia dan Bapa adalah satu. Menjadi satu berarti saling menopang dan menguatkan di dalam melaksanakan panggilan Tuhan dalam hidup ini. Seperti yang kita dengar dalam bacaan pertama, para murid saling meneguhkan dengan mencari rasul pengganti bagi kelompok duabelasan, untuk mengisi kekosongan akibat pengkhianatan Yudas Iskariot. Dengan terpilihnya Matias sebagai rasul pengganti, yang menggenapi kelompok keduabelasan, maka kesatuan yang diharapkan dan didoakan Tuhan Yesus tetap terjaga. Para murid tetap terpelihara sebagai kelompok keduabelasan. Sebagai bukti saling menopang dan menguatkan, rasul Yohanes dalam bacaan kedua tadi menasihatkan bahwa para pengikut Kristus harus saling mengasihi. Hanya dengan itu, maka Allah tetap ada di dalam kita, dan kasihNya sempurna di dalam kita.

Saudara-saudari terkasih!
Doa Tuhan Yesus bagi para murid merupakan panggilan bagi kita untuk setia bersekutu dengan Bapa dan erat bersatu dengan sesama orang percaya. Itulah kerinduan Tuhan Yesus atas kita. Bagaimana kita akan mewujudkan hal ini? Tuhan Yesus sudah mengajarkan caranya pada kita dan para murid sudah mempraktekkannya, yaitu dengan berdoa.

Berdoa tampaknya sangat sederhana. Anak kecil pun bisa berdoa. Namun ternyata berdoa tidak sesederhana yang kita kira. Berdoa bukan sekadar menyampaikan daftar permohonan kepada Tuhan. Berdoa berarti menyelaraskan hati dan hidup kita dengan kehendak Bapa. Oleh karena itu, kita perlu terus merendahkan hati di bawah tangan Tuhan yang kuat. Artinya kita harus membuang jauh-jauh ego dan kesombongan kita. Berdoa juga mengandung dimensi horizontal, menyangkut hubungan kita dengan sesama. Dengan saling mendoakan, kita saling menguatkan dan meneguhkan. Dengan berdoa kita dipersatukan dengan Bapa dan dipersekutukan dengan sesama orang percaya sehingga kita menjadi satu, seperti Yesus dan Bapa adalah satu.

Pesan untuk kita, hari gini tidak berdoa, apa kata Tuhan????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar