HM Paskah

“Bangkit Bersama Kristus”
 (Pe. Matias da Costa, SVD)

Bacaan I: Kis. 10:34a.37-43
Bacaan II: Kol. 3:1-4
Bacaan Injil: Yoh. 20:1-9

Kata Pengantar
Umat beriman yang terkasih!
Selamat merayakan pesta Paskah. Selama sepekan yang baru saja lewat, kita semua telah diundang oleh Gereja Kudus untuk merenungkan saat-saat terakhir hidup Sang Juruselamat kita, Yesus Kristus, mulai dari saat Ia memasuki kota Yerusalem, mengadakan perjamuan malam terakhir, menderita sengsara dan wafat, dan kemudian bangkit dengan jaya mengalahkan kuasa dosa dan maut. Dengan mengikuti seluruh prosesi pekan suci ini, kita semua diharapkan membarui kembali iman kepercayaan kita, bahwa Tuhan Yesus adalah puncak dan sumber hidup kita. Oleh karena itu, kita harus hidup taat kepadaNya, dengan mengikuti seluruh pengajaran kudusNya yang diwartakan oleh Gereja sebagai saksi utama Kristus yang sedang berziarah di muka bumi ini.

Renungan
Umat beriman yang terkasih dalam Kristus yang bangkit!
Selama pekan suci yang baru saja kita lewati, kita sudah disuguhkan dengan pelbagai kisah saat-saat akhir hidup Sang Juruselamat kita, Yesus Kristus. Pesan demi pesan kita petik untuk pembaruan kehidupan beriman kita, yaitu mulai dari teladan kepemimpinanNya saat memasuki kota Yerusalem pada hari Minggu Palma untuk menunaikan tugas akhir perutusanNya dengan gagah berani di kota itu; dilanjutkan dengan perjamuan malam terakhir sebagai kenangan akan Dia/Ekaristi pada hari Kamis Putih dengan pesan utama untuk saling melayani; kurban salib pada hari Jumat Agung sebagai ungkapan kasihNya yang tak terperikan bagi keselamatan hidup kita; dan pada akhirnya, dengan kebangkitanNya yang mulia pada pesta Paskah ini, kita diingatkan untuk beriman, bahwa kita memiliki jaminan kehidupan yang kekal berkat kebangkitanNya. Oleh karena itu, dari semua pesan-pesan itu, kita semestinya sadar bahwa Tuhan Yesus sungguh mengasihi kita. Kita tak mampu membalas kasih sayangNya yang sempurna kepada kita. Dengan mengasihi kita sehabis-habisnya, melalui pengurbanan diriNya, Tuhan Yesus hanya minta satu hal ini dari kita, yaitu kita pun harus bangkit bersamaNya, bangkit dari kelesuan hidup beriman kita.

Saudara-saudari terkasih!
Dengan merayakan kebangkitan Tuhan Yesus, kita diajak untuk berdiri lagi dan mulai melangkah dengan pasti melawan keterpurukan hidup yang disebabkan oleh dosa-dosa kita. Kita harus bertobat, dengan masuk ke dalam makam seperti Maria Magdalena, Petrus dan Yohanes untuk mengalami dan melihat kubur kosong dan percaya bahwa Tuhan sudah bangkit sebagai sumber kekuatan hidup beriman kita.

Ada sebuah ceritera tentang keledai milik seorang petani yang jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis selam berjam-jam, sementara petani itu memikirkan apa yang harus ia lakukan. Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur perlu ditimbun karena berbahaya. Dengan demikian, ia berpikir tidak ada gunanya lagi menolong si keledai itu.

Petani itu pun kemudian mengajak para tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah dan memasukkannya ke dalam sumur. Pada mulanya, ketika keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh ketakutan. Tetapi kemudian semua orang takjub melihat si keledai terdiam.

Setelah beberapa sekop tanah lagi dilemparkan ke dalam sumur, petani itu melihat ke dalam sumur dan tercengang. Walaupun punggung keledai terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah, keledai itu melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu ia menaiki tanah itu.

Sementara para tetangga petani itu terus menuangkan tanah ke atas punggung hewan itu, keledai juga terus mengguncangkan badannya dan melangkah naik. Semua orang terpesona ketika melihat si keledai itu pada akhirnya meloncati tepi sumur dan berlari pergi, menjauh dari sumur itu.

Itulah arti kebangkitan yang sesungguhnya. Ketika wafat dan kebangkitan Yesus memberikan semangat baru bagi kita untuk siap berdiri dan melangkah lagi untuk melawan segala tantangan dunia ini. Sebagaimana keledai yang diceriterakan tadi, yang tidak mau menyerah dengan orang-orang di sekitarnya yang tidak mau memberikannya lagi pengharapan untuk hidup, namun di dalam dirinya sendiri masih ada semangat dan keyakinan untuk melawan keterpurukan itu.

Bagaimana dengan kita? Masihkah kita dengan kebangkitan Yesus mempunyai kekuatan untuk berdiri dan melangkah lagi untuk melawan keterpurukan hidup kita? Masihkah kita lesu dalam hidup beriman dengan bermalas-malasan dalam beribadah?

Dengan mengalami Paskah Yesus Kristus, kita pun diajak lebih jauh untuk memberikan “paskah” kita, kebangkitan kita, bagi mereka yang sedang terpuruk di sekitar kita, bagi mereka yang miskin, tersingkir dan tertindas. Dengan memberikan diri kita bagi yang lain, maka kita pun akan menemukan jati diri kita yang sesungguhnya sebagai sahabat Yesus yang sejati, yang sudah memberikan diriNya sendiri terlebih dahulu sebagai tebusan untuk keselamatan kita. Semoga***




Tidak ada komentar:

Posting Komentar