HM Paskah III

“Menjadi Saksi Kebangkitan Kristus”
 (Pe. Matias da Costa, SVD)

Bacaan I: Kis. 3:13-15.17-19
Bacaan II: 1 Yoh. 2:1-5
Bacaan Injil: Luk. 24:35-48

Kata Pengantar
Umat beriman yang terkasih!
Di hari Minggu Paskah III ini kita sekalian diundang untuk merenungkan pengalaman iman para murid yang menyaksikan sendiri Kristus yang bangkit hadir di tengah-tengah mereka, meneguhkan iman mereka dan mengutus mereka untuk menjadi saksiNya kepada segala bangsa. Bagi kita, perayaan Ekaristi yang kita rayakan ini pun adalah tanda kehadiran nyata Kristus yang bangkit di tengah-tengah kita. Oleh karena itu, melalui perayaan Ekaristi ini kita harus merasakan dan mengalami kehadiran Kristus yang bangkit itu di tengah-tengah kita, agar iman kita pun diteguhkan dan dimampukan menjadi saksi kebangkitanNya, menjadi saluran berkat Kristus, bagi sesama di sekitar kita.

Renungan
Umat beriman yang terkasih dalam Kristus yang bangkit!
Kisah Injil hari ini menampilkan sebuah pengalaman eksistensial atau pengalaman keberadaan para murid yang meneguhkan dan sekaligus menantang iman mereka. Para murid yang sebelumnya hanya mendengar desas-desus tentang kebangkitan Kristus, kali ini semuanya bisa melihat dengan jelas dan percaya bahwa Kristus memang sungguh telah bangkit dan hadir di tengah-tengah mereka. Kristus yang bangkit itu bukan sj dalam bentuk roh, melainkan dalam bentuk roh dan daging sebagaimana yang mereka lihat dan kenal sebelumnya.

Pengalaman eksistensial atau pengalaman keberadaan adalah sebuah pengalaman yang konkrit, melaluinya seseorang bisa menyimpulkan sesuatu terkait dengan apa yang dialaminya. Manusia dengan bebas akan mempercayai atau tidak mempercayai apa yang dilihat atau dialaminya. Demikian pun dengan pengalaman para murid yang melihat Kristus yang bangkit hadir di tengah-tengah mereka. Walaupun pada mulanya mereka menyangka bahwa mereka melihat hantu, namun pada akhirnya mereka dengan bebas mau percaya bahwa yang kini hadir di tengah-tengah mereka adalah sungguh Kristus yang bangkit, Guru dan Tuhan mereka.

Hari-hari pasca kebangkitan Yesus, selama 40 hari, selalu dipenuhi dengan kisah tentang penampakanNya. Sesungguhnya periode atau masa penampakan Yesus ini sangat kristis bagi iman para rasul. Pertama-tama, para murid dipenuhi kegembiraan karena sungguh melihat Guru yang dicintainya itu telah bangkit. Namun pada sisi lain, logika kemanusiaan atau pemikiran manusiawi tidak dapat menerima adanya realitas kebangkitan dari antara orang mati. Oleh karena itu, penampakan Yesus itu sebenarnya menjadi peneguh dan sekaligus tantangan bagi para murid. Menjadi peneguh karena Yesus yang diandalkan itu hadir dan tetap menyertai mereka setelah kebangkitanNya. Sedangkan menjadi tantangan karena mereka harus mewartakanNya juga kepada orang lain, kepada segala bangsa. Perpaduan antara dua hal ini dalam hati, yaitu peneguhan dan sekaligus tantangan, dapat menjadi konflik iman yang besar jika tidak ditangani dengan baik.

Pengalaman keberadaan para murid, yang percaya bahwa Kristus telah bangkit dan mereka harus mewartakanNya juga kepada orang lain, kepada segala bangsa, sebenarnya adalah bagian dari pengalaman keberadaan/pengalaman iman kita juga.

Setelah merayakan pesta Paskah, pesta kebangkitan Kristus, kita pun pada masa kini harus mengalami peneguhan iman, bahwa Kristus yang bangkit itu tetap hadir dan menyertai perjalanan hidup kita. Dan tidak hanya sampai di situ, tantangan bagi kita pun sama seperti para murid, yaitu harus menjadi saksi Kristus yang bangkit kepada semua orang di sekitar kita.

Umat beriman yang terkasih!
Kita mungkin bisa dengan mudah bergembira ria merayakan pesta Paskah. Namun yang menjadi lebih penting lagi bagi kita sekarang adalah bagaimana bersaksi, mewartakan Kristus yang bangkit itu kepada sesama di sekitar kita, kepada mereka yang hidupnya masih menjauh dari Allah, kepada sesama kita yang seagama tetapi hidupnya menjauh dari Gereja.

Kita perlu belajar dari teladan para murid dalam hal menjadi saksi kebangkitan Kristus yang sejati, yaitu melalui perkataan dan perbuatan yang baik. Para murid, seperti yang kita dengar dalam bacaan pertama, diwakili oleh Petrus dan Yohanes bersaksi tentang kebangkitan Kristus dengan mengerjakan perbuatan kasih, yaitu menyembuhkan seorang lumpuh. Artinya, mereka menjadi saksi kebangkitan Kristus dengan perbuatan nyata yang bisa dirasakan oleh orang lain.  Atau seperti rasul Yohanes sendiri dalam bacaan kedua, bersaksi tentang kebangkitan Kristus melalui nasihatnya yang berwibawa kepada kita tentang apa artinya hidup beriman.  Bahwa hidup beriman adalah hidup dengan menghayati ajaran Kristen, melakukan kebenaran dan menuruti perintah yang Yesus ajarkan. Oleh karena itu, jika ada di antara kita yang hanya berkata, “Aku mengenal Allah” atau “Saya beragama Katolik”, tetapi tidak hidup seturut perintah Allah-ajaran Yesus, ia adalah seorang pendusta dan di dalam dia tidak ada kebenaran.

Marilah kita pada setiap perayaan Ekaristi yang kita rayakan, selalu menyadari kehadiran Yesus di tengah-tengah kita, yang meneguhkan iman kita dan sekaligus menantang kita untuk menjadi saksi kebangkitanNya melalui perkataan dan perbuatan kita yang baik sebagai orang Katolik.

Tuhan Yesus yang bangkit memberkati kita sekalian!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar