HR Tubuh Dan Darah Kristus

“Menaruh Hormat Pada Perayaan Ekaristi”
 (Pe. Matias da Costa, SVD)
Bacaan I: Kel. 24:3-8
Bacaan II: Ibr. 9:11-15
Bacaan Injil: Mrk. 14:12-16.22-26

Kata Pengantar
Umat beriman yang terkasih dalam Kristus!
Hari ini kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus/Ekaristi. Sama seperti Tuhan Yesus yang telah memberi DiriNya sebagai santapan dan minum rohani kita, demikian pun melalui perayaan Ekaristi ini kita diundang untuk berbagi hidup kita dengan sesama, yaitu menolong mereka yang berkekurangan entah secara rohani maupun material, agar mereka pun dapat beroleh hidup dan keselamatan.

Renungan
Umat beriman yang terkasih dalam Kristus!
Hari raya Tubuh dan Darah Kristus ini ditetapkan oleh Paus Urbanus IV dengan menerbitkan Bulla Transiturus de hoc mundo pada tanggal 8 September 1264, yang isinya memaklumkan agar Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus dirayakan setiap tahun pada HARI KAMIS sesudah Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Namun, berdasarkan Kanon 1246 point 2, KWI menetapkan agar HR Tubuh dan Darah Kristus dirayakan pada hari Minggu kedua setelah Hari Raya Pentakosta atau hari Minggu pertama setelah Hari Raya Tritunggal Mahakudus.

Kan. 1246 § 2
Namun Konferensi para Uskup dengan persetujuan sebelumnya dari Takhta Apostolik, dapat menghapus beberapa dari antara hari- hari raya wajib itu atau memindahkan hari raya itu ke hari Minggu.

Penetapan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus oleh Paus Urbanus IV ini sedikit banyak berkaitan dengan mukjizat Ekaristi yang terjadi di Orvieto dan Bolsena. Berikut kisah tentang mukjizat Ekaristi di Orvieto dan Bolsena.

Mukjizat Ekaristi di ORVIETO dan BOLSENA, tahun 1263
Mukjizat ini terjadi pada masa suatu ajaran sesat yang disebut Berengarianisme merajalela di Eropa. Bidaah ini menyangkal Kehadiran Nyata Kristus dalam Ekaristi. Pada tahun 1263, seorang imam bernama Petrus dari Prague (Negara Ceko) sedang dalam perjalanan ziarah ke Roma untuk berdoa di makam pelindungnya, St Petrus, sebab ia menghadapi masalah yang amat serius. Ia merasakan kebimbangan yang besar mengenai Kehadiran Nyata Yesus dalam Ekaristi Kudus. Ia berdoa agar santo pelindungnya memohonkan rahmat baginya guna menyelamatkan imannya yang goyah. Dalam perjalanan, ia singgah untuk bermalam di suatu kota kecil bernama Bolsena, sekitar 70 mil sebelah utara Roma.

Keesokan harinya, Pastor Petrus merayakan Misa Kudus di Gereja St Kristina. Sementara ia mengucapkan kata-kata konsekrasi, “Inilah TubuhKu,” roti di tangannya berubah rupa menjadi Daging dan mulai mencucurkan darah dengan derasnya. Darah jatuh menetes ke korporale. Pastor Petrus amat terperanjat; ia tidak tahu apa yang harus diperbuatnya. Maka, ia membungkus Hosti Kudus dalam Korporale lalu pergi meninggalkan altar. Sementara ia berjalan pergi, tetesan-tetesan Darah jatuh ke atas lantai pualam di altar.

Paus Urbanus IV sedang berada di kota Orvieto, yang tak jauh dari sana. Pastor Petrus segera menemui paus guna menceriterakan apa yang telah terjadi. Paus segera mengutus seorang uskup ke Gereja St Kristina guna menyelidiki peristiwa tersebut dan mengambil Korporale yang membungkus Hosti Kudus yang telah berubah menjadi daging dan darah itu.
Segera sesudah paus menerima Korporale dari Uskup, ia pergi ke balkon Istana Kepausan dan dengan hormat mempertontonkan mukjizat Tubuh dan Darah Kristus itu kepada orang banyak. Bapa Suci menyatakan bahwa mukjizat Ekaristi telah terjadi guna mengusir bidaah Berengarianisme. Pada saat yang sama, seorang pengikut St. Yuliana dari Liège menghubungi paus untuk sekali lagi memohon demi ditetapkannya Hari Raya Corpus Christi. Setahun kemudian, pada tahun 1264, Paus Urbanus IV memaklumkan Hari Raya agung ini kepada seluruh Gereja. (Mukjizat Tubuh dan Darah Kristus itu disimpan hingga kini di Katedral Orvieto. Lantai pualam bernoda Darah disimpan di Gereja St Kristina di Bolsena).

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus!
Pesta Tubuh dan Darah Kristus yang kita rayakan pada hari ini merupakan sebuah panggilan bagi kita untuk menyadari kembali keagungan perayaan Ekaristi yang kita rayakan ini. Setiap kali kita menyambut Komuni Kudus atau Hosti Kudus atau Tubuh Kristus, kita harus beriman atau percaya sungguh-sungguh bahwa kita menerima Tubuh dan Darah Kristus sendiri yang sudah dikurbankan bagi keselamatan kita. Sebab dalam perayaan Ekaristi, Imam bertindak sebagai Kristus sendiri (in persona Christi) dan terutama dalam Doa Syukur Agung, Imam mengulangi kata-kata Tuhan Yesus saat menyerahkan Tubuh dan DarahNya bagi kita: Terimalah dan makanlah. Inilah TubuhKu yang diserahkan bagimu; Terimalah dan minumlah, inilah piala DarahKu, darah perjanjian Baru dan kekal, yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku. Oleh karena itu, sebagai orang Katolik, tidak ada alasan bagi kita untuk meragukan roti dan anggur yang kita persembahkan itu telah diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus, yang kemudian kita sambut sebagai kekuatan hidup beriman kita dan jaminan keselamatan kekal kita.

Marilah kita menaruh hormat pada perayaan Ekaristi sebagai perjamuan Tuhan sendiri yang diadakan bersama dengan kita pada saat ini. Jauhkan segala kesibukan dan keributan yang bisa mengganggu konsentrasi kita selama perayaan Ekaristi agar kita pantas menyambut Tubuh dan Darah Kristus pada saat komuni. Amin.